Senin, 24 Juni 2019

REVIEW : GODZILLA: KING OF THE MONSTERS


Raja Kaiju yang telah belasan tahun terlelap akhirnya dibangunkan kembali oleh Legendary Pictures demi memenuhi ambisi mereka dalam merengkuh pundi-pundi dollar. Ya, pasca Godzilla (1998) yang dinilai gagal lantaran kurang merepresentasikan monster ikonik asal Negeri Sakura dan terlalu bergaya Hollywood, mereka mencoba memperbaikinya melalui versi upgrade yang dilepas di tahun 2014. Meski beberapa pihak menilai elemen drama manusianya kelewat kental sampai-sampai menggerus porsi tampil Gojira, tak bisa dipungkiri kalau versi anyar ini mencetak sukses. Dari mulanya hanya terpikir untuk menciptakan standalone movie, pihak studio lantas mengekspansinya menjadi sebuah franchise berjulukan MonsterVerse yang diniatkan untuk mencapai puncaknya dalam pertarungan akbar yang memertemukan monster berukuran gigantis yang punggungnya bergaya Mohican menyerupai stegosaurus ini dengan kera raksasa yang bersemayam di pedalaman bernama Kong. Namun sebelum kita menyaksikan Godzilla vs. Kong yang direncanakan rilis pada tahun depan, kita terlebih dahulu disuguhi Kong: Skull Island (2017) yang memaparkan latar belakang si Kong dan Godzilla: King of the Monsters yang difungsikan untuk mengelaborasi mitologi-mitologi terkait Godzilla yang telah diperkenalkan pada lima tahun silam. Guna memenuhi aturan tak tertulis dari sebuah sekuel, maka Michael Dougherty (Trick r Treat, Krampus) pun memperbesar cakupan skala dengan menambah partisipan dalam pertarungan monster.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar